Saturday, August 16, 2025

MENGENAL ALLAH

 REVERSE PSAIKOLOGI

.


Agar tidak terjebak dalam antropomorfisme (menyamakan Tuhan dengan makhluk), para arifbillah dikalangan pemikir kalangan ahlulbait lebih memilih menyatakan sifat Tuhan secara negatif:

* Tuhan tidak terbatas

* Tuhan tidak bergantung

* Tuhan tidak berawal dan tidak berakhir

* Tuhan tidak tersusun

* Tuhan tidak serupa dengan apapun (لَيْسَ كَمِثْلِهِ شَيْءٌ, QS 42:11)

.

Dengan cara berpikir atau pendekatan seperti ini, kita diajarkan menjaga kemurnian tauhid dari segala penyerupaan (tasybih) yang merendahkan keagungan-Nya.

.

Dalam pemikiran Mulla Ṣadrā, Tuhan adalah Wujud Murni (al-wujūd al-sarf) — tidak bercampur ketiadaan, tidak dibatasi bentuk, tidak tertakluk dan terliputi waktu dan ruang. 

.

Karena itu:

* Semua sifat positif yang kita kenal hanyalah bayangan kecil dari kesempurnaan-Nya.

* Menyebut sifat Tuhan secara positif memang mungkin, tapi selalu ada risiko memproyeksikan pembatasan manusia pada-Nya.

.

Maka, jalan paling aman adalah tanzīh (penyucian), yaitu menegasikan segala kekurangan dan keterbatasan dari-Nya.

.

Mengetahui Tuhan lewat “apa Dia bukan” membuat:

1. Tunduk sepenuhnya – karena kita sadar bahwa segala yang kita ketahui tentang-Nya hanyalah setetes dari samudera yang tak terukur. Sehebat apapun kita memahamiNya tetap Dia bukan sepenuhnya yang kita pahami.

2. Bersih dari ilusi – kita tak memahat "tuhan patung mental" tentang Tuhan dari gambaran-gambaran imajinasi liar kita.

3. Terbuka pada pengenalan lebih dalam – sebab kita tidak menutup Tuhan dalam definisi sempit.

.

Bayangkan seseorang mencoba menjelaskan cahaya matahari kepada seorang buta total sejak lahir. 

Segala upaya penjelasan positif “cahaya itu seperti ini… warnanya seperti itu…” akan gagal karena tidak ada acuan dalam pengetahuan orang tersebut.

Jalan yang mungkin adalah dengan menjelaskan dalam bentuk menegasikan:

* “Cahaya tidak seperti gelap.”

* “Cahaya tidak seperti udara.”

* “Cahaya tidak seperti panas, walaupun memberi panas.”

.

Demikian pula, manusia tak punya acuan penuh untuk memahami Tuhan secara langsung. 

Maka, kita mengenal-Nya dengan membersihkan gambaran dari semua yang tidak layak bagi-Nya.

.

Mengenal Tuhan lewat “apa Dia bukan” bukan berarti kita tidak bisa mengetahui apa pun tentang-Nya, melainkan cara ini adalah pengamanan filosofis agar konsep kita tidak menodai kemurnian tauhid, agar kita tidak memahat tuhan patung dalam mental kita.

.

Dengan menegasikan segala keterbatasan, kita menempatkan Tuhan pada martabat-Nya yang absolut: Wujud yang tidak terbatas, tidak tergantung, dan tidak serupa dengan apapun.

.

Dia bukan langit, bukan bumi, bukan matahari, Dia tidak duduk, tidak berdiri, Dia bukan manusia, Bukan pula turun naik, Bukan rasa bukan pula pemikiran.

.

Penafian Dia dari bukan ini dan itu adalah bentuk penegasan akan kesempurnaan DIA yang Absolut.

.

Kata ulama sufi “Jika engkau tidak menetapkan penafian, engkau tidak akan meraih pengisbatan yang benar.”

.

Inilah kelebihan dan kedalaman ajaran Islam melalui ahlulbait Nabi, #catat ini  kita coba melihat bahwa Ahlul Bait memiliki kedalaman pandangan dalam hal tauhid dari pada yang dituduhkan.

.

Jika engkau tidak menafikan fitnah, kedustaan dan propaganda murahan kau tidak akan paham kebenaran ilmu yang dimiliki Ali.

.



No comments:

Post a Comment

My Podcast

Visitors

widgeo

Iran News